Laman

Jumat, 24 Agustus 2012

Pengajaran Baca Al- Quran Di Pondok Pesantren (Ponpes) Shirathul Fuqoha' II Kalipare kabupaten Malang

Penerapan Metode Yanbu'a Dalam Pengajaran Baca Al- Quran Di Pondok Pesantren (Ponpes) Shirathul Fuqoha' II Kalipare kabupaten Malang
Penulis : IMAM BUKHORI MUSLIM
Tahun : 2010
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing : 1) M.Samsul Ulum.M.  
Kata Kunci : Pembelajaran, Metode yanbu’a
A1-Qur’an sebagai mujizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, belajar membaca al-Qur’an merupakan kewajiban kita, sebagai umat Islam hendaknya melakukan langkah positif untuk mengembangkan pengajaran al-Qur'an, melihat sekarang ini banyak generasi kita yang belum bisa membaca al-Qur’an secara baik, apalagi memahaminya, diperlukan media untuk belajar dan memperdalam isi kandungan al-Qur'an, hal itu dengan menggunakan metode dan tekhnik Belajar membaca al-Qur'an yang praktis, efektif, dan efesien, serta dapat mengantarkan untuk menguasai belajar membaca al-Qur'an.
Dari latar belakang itulah penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren
Shirothul Fuqoha’ II. Guna mengetahui mekanisme pengajaran al-Qur’an dengan metode yanbu’a di Pondok Pesantren tersebut, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yaitu: (1) Bagaimana penerapan metode yanbu’a dalam pengajaran al-Qur’an. (2) faktor apa yang mendukung dan menghambat pengajaran Al-Qur’an dengan metode Yanbu’a.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Yanbu’a, faktor pendukung dan penghambat pengajaran a1-Qur’an dengan metode Yanbu’a. Guna menyajikan data secara ilmiah dan tanpa melakukan manipulasi, penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, interview, dan dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: (1) Penerapan pengajaran, setiap santri terlehih dahulu harus lulus jilid lima serta hafal materi tambahan makhoriju huruf dan sifatul huruf. (2) faktor pendukungnya adalah ustadz-ustadzahnya sudah bersyahadah dan berdedkasi tinggi, serta kurikulum CBSA dalam pembelajanannya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah minimnya sarana prasarana, santri yang kesulitan memahami rosm utsmaniy serta adanya siswa les tambahan sehingga tidak dapat mengikuti pembelajaran ecara aktif. Solusi yang sudah dilakukan adalah untuk mengatasi kesulitan memahami rosrn ustmaniy dengan menunjukkan kalimat-kalimat tertentu seperti Wawu jatuh setelah harakat Qammah yang tidak boleh dibaca panjang. Pada anak yang kurang minat dalam proses belajar mengajar dibuat bervariasi, sedangkan anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran karena adanya les tambahan maka diberi jam tambahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar